English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Ketika Kelelawar Terkena 'Jebakan' Gerhana

Princes - Ketika bulan perlahan menutup matahari, dimulailah proses gerhana yang membuat sinar surya meredup. Pagi atau siang mendadak berubah seperti malam saat terjadi gerhana matahari total pada 9 Maret 2016.

Perubahan yang mendadak itu membingungkan satwa, terutama hewan nokturnal yang biasa keluar dari sarangnya pada malam hari.  Saat gerhana matahari total, mereka akan berperilaku layaknya sudah malam, padahal hari masih siang.

Beberapa satwa yang akan berperilaku tak wajar itu, menurut peneliti dan kurator koleksi mamalia Museum Zoologi Bogor, Anang S Achmadi, adalah karnivora kecil seperti luwak dan kucing. Hewan lainnya adalah tikus, kelelawar, dan banyak jenis serangga.

"Hewan nokturnal, beraktivitas berdasarkan cahaya matahari," kata Anang kepada Princes. "Gerhana memang mengubah perilakunya sesaat."

Salah satu tempat yang bagus untuk mengamati hewan nokturnal seperti kelelawar adalah Goa Kelelawar di Kawasan Konservasi Waigeo Tumir, Kabupaten Raja Ampat. Anang mengatakan, saat terjadi gerhana sangat dimungkinkan kelompok kelelawar ini akan "tertipu" dan mulai beraktivitas.

"Kelelawar itu ada di mulut gua, pertengahan, dan di dalam," kata Anang. "Yang di mulut (gua) keluar duluan, yang lebih ke dalam, saat sudah gelap baru keluar."

Selain di Goa Kelelawar di Raja Ampat, ada beberapa lokasi habitat mamalia ini yang akan diteliti karena dilewati gerhana matahari total. Lokasi pengamatan itu di Pulau Plum di Maba, Maluku Utara, yang rencananya jadi pusat penelitian gerhana oleh LAPAN dan NASA.

Penelitian perilaku kelelawar saat gerhana juga diadakan di Desa Tomoli yang berada sekitar 55 kilometer dari Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Di wilayah desa ini ada pulau yang dihuni ribuan kelelawar.

Jadi berminat melihat kelelawar yang "tertipu" gerhana?

0 komentar: